SYARAT
MENGUASAI ILMU HIKMAH
- Beragama Islam
- Berkeyakinan bahwa ilmu hikmah ada dan dapat dikuasainya
- Berbaik sangka kepada diri sendiri, kepada ALLAH dan kepada ilmu hikmah itu sendiri bahawa kita harus yakin boleh, yakin ALLAH memberi dan yakin ilmu hikmahnya berguna bagi dirinya
- Melakukan amalan seperti berpuasa jika diharuskan berpuasa, konsentrasi, wirid / membaca amalannya dengan waktu dan jumlah yang ditentukan. Semakin diwirid, ilmu hikmah semakin mendarah daging hingga ALLAH SWT mudah memberi apa yang kita minta. Pepatah mengatakan, "Setiap wirid pasti ada warid (hasil)". Ketentuan puasa dengan mensyaratkan makanan tertentu hukumnya tidak wajib, sekadar menahan nafsu duniawi dari kebiasaan selama ini, sebagaimana diterangkan dalam Manaqib Syekh Abdul Qodir Al Jailani yang menetapkan murid-muridnya untuk tidak makan daging sebelum sempurna jadi waliyyullah
- Bila ditransfer ilmu oleh Guru Hikmah, harus diyakini telah masuk ke tubuh anda dan itu bersifat pembangkit. Dan tajamnya ilmu bergantung wirid atau amalan yang sering dibaca. Guru Hikmah diibaratkan hanya memberi pisau tumpul atau tajam, maka akan menjadi atau semakin tajam pisau tersebut jika diasah. Jika tanpa ditransfer oleh Guru Hikmah, ilmu hikmah boleh bangkit tapi lama atau tergantung keberuntungannya masing-masing orang, tetapi jika ditransfer maka akan mempercepat proses bangkitnya suatu ilmu di diri orang tersebut
- Ilmu Hikmah bersumber dari ajaran Islam atau dari amalan Ulama' Hikmah
- Ilmu Hikmah akan bermanfaat jika dilakukan untuk kebaikan, tidak untuk kesombongan atau untuk di pamerkan.
- Ilmu Hikmah masih tetap ada atau masih bagus dayanya di tubuh orang selama dia menjauhi segala larangan Allah ( Minum minuman keras, mencuri, berzina, kafir, syirik, main judi dll)
- Ilmu Hikmah tidak semuanya dapat didemonstrasikan kerana sifatnya defensif atau jaga diri atau datang ketika diperlukan
- Ilmu Hikmah
bermanfaat jika digunakan
untuk keseriusan bukan coba-coba / main-main
0 comment:
Posting Komentar