*
Bagi para sedulur yang sudah berkecimpung dibelantara dunia ilmu spiritual
mungkin sudah mafhum dengan istilah “ijazah”, namun bagi para pemula mungkin
masih belum paham. Pengertian permohonan IJAZAH dalam adab belajar ilmu
spiritual adalah memohon ijin & doa restu kepada seorang Guru untuk turut
ikut mengamalkan ilmu spiritual yang pernah diamalkan guru tersebut. Ini
hanyalah sebuah adab berguru yang dinilai baik, dan bukan sesuatu yang wajib.
Istilah ijazah lebih terkenal dibidang pembelajaran ilmu spiritual
contohnya amalan doa, wirid, hizib, ratib ataupun aji-mantra. Sedangkan dalam
dunia pencaksilat pemberian ilmu jurus lebih dikenal dengan istilah harkat-an
Ijazah dari seorang guru bagi sebagian murid/pewaris dianggap
penting sebab ijazah samasaja dengan doa restu dan disitulah salah satu letak
keberkahan dari ilmu yang hendak diamalkan. Oleh sebab itu dimana saja kita
menimba ilmu spiritual biasakanlah untuk menyapa sang guru untuk mendapatkan
doa restunya.
Disamping itu, alasan lainnya dengan berijazah biasanya calon
murid memiliki harapan agar memiliki kemampuan ilmu seperti sang Guru.
Bolehjadi hal ini bukan sesuatu yang mustahil, ada sebuah teori yang disebut Resonansi
Morfik, yaitu kejadian sama yang terulang kembali diwaktu dan tempat yang
berbeda setelah dipicu oleh satu kejadian tunggal.
Dari pengamatan saya, ternyata ijazah ilmu spiritual itu terbagi
menjadi 2 yaitu :
- Ijazah Umum (amm) ialah amalan doa yang diberikan kepada semua jama’ah / semua murid & santri, artinya siapa saja diperbolehkan ikut mengamalkannya.
- Ijazah Khusus (khass) ialah pemberikan amalan doa secara khusus kepada murid / Pewaris / santri tertentu saja. Pengijazahan jenis ini lebih bersifat personal, materi ilmu disesuaikan dengan kadar si murid.
Selain 2 jenis ijazah tersebut sebenarnya ada lagi yaitu Ijazah
Ghaib.
- Ijazah Ghaib ialah amalan doa yang diberikan secara ghaib, biasanya melalui mimpi atau bahkan dalam keadaan terjaga & sadar melalui ilham (wangsit).
Mekanisme Pemberian Ijazah
Sebelum ijazah diberikan, biasanya seorang calon murid berusaha
untuk menjalin tali silaturahim dengan sang Guru terlebih dulu. Apabila sang
Guru telah merasa yakin dengan calon murid kemudian dilanjutkan dengan proses
baiat atau harkat atau ijazah ilmu. Secara sederhana prosesinya cukup dengan
berjabat tangan, dan prosesi yang lebih rumit dengan menyediakan sarana atau
menjalankan ritual tertentu. Tatacara prosesi ini setiap guru dapat
berbeda-beda. Pada dasarnya prosesi ijazah ilmu bertujuan baik, namun
adabaiknya calon murid tetap waspada apabila prosesi ijazah ilmu ternyata
menyimpang dari kebenaran atau bertentangan dengan norma masyarakat & agama
atau membahayakan keselamatan jiwa.
Dengan kemajuan teknologi kini mekanisme pemberian ijazah ilmu
tidaklah selalu dilakukan dengan bertatapmuka, banyak guru spiritual yang
melakukan pengijazahan ilmu spiritualnya secara jarakjauh, via telepon atau
internet.
0 comment:
Posting Komentar